Bachelors semester 3

Resume Kuliah Umum Media Marketing

RESUME KULIAH UMUM

MEDIA MARKETING

Oleh:

Svaradiva Anurdea Devi

12140110081

Peminatan Multimedia Jurnalistik

Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Multimedia Nusantara

Tangerang

2013

  1. Lita, Marketing Communication NESTLE

Word of mouth merupakan media yang paling kredibel dan kuat dalam menyebar luaskan suatu produk. Jika suatu produk telah tersebar diantara orang-orang melalui word of mouth, itu berarti produk tersebut telah dipercaya oleh masyarakat.

Beliau memberikan banyak contoh video iklan suatu produk yang menyentuh hati penontonnya, karena jika iklan suatu produk berhasil menyentuh hati konsumennya maka produk tersebut memberi makna lebih tinggi. Contoh-contoh yang diberikan antara lain gmail. Video iklan gmail tersebut ingin menyampaikan kepada konsumennya bahwa gmail bukanlah sekedar email. Gmail bisa digunakan untuk mengakses Youtube, menulis blog, dan pada akhirnya kumpulan tulisan dan video tersebut digunakan sebagai diary oleh konsumen yang merupakan seorang ayah untuk dilihat oleh anaknya nanti ketika sudah besar. Contoh lainnya ialah iklan Volkswagen. Iklan ini dimulai dengan adegan seorang anak yang berusaha menjadi darth vader (yang memiliki keahlian mengangkat barang tanpa menyentuhnya) namun tidak pernah berhasil. Akhirnya ketika ayahnya pulang dari kantor menggunakan mobil terbaru Volkswagen, anak tersebut menghampiri mobil Volkswagen tersebut dan kaget karena mobil tersebut dapat menyala dengan sendirinya. Rupanya ayah anak tersebut menyalakan mobil dari dalam rumah. Inti dari iklan ini sebenarnya adalah memberitahukan kepada konsumen bahwa mobil terbaru Volkswagen  memiliki kunci untuk menyalakan mobil dari jarak tertentu.

Iklan-iklan yang unik dan menyentuh hati seperti di atas inilah yang sukses dalam menyebarluaskan produknya.

Berikut ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh advertiser:

  1. Defining your target audience

– Listening : memiliki kemampuan mencari tahu apa yang konsumen pikirkan, bagaimana konsumen berperilaku, dsb. Melalui media sosial.

– Core Insight : motivasi terdalam manusia. Cari apa yang menjadi motivasi terdalam bagi para konsumen.

  1. Brand Essence : memberikan arti tersendiri bagaimana brand kita ingin dilihat dan diingat oleh konsumen. Misalnya Apple, brand ini memberikan gambar dua laki-laki, yang satu menggunakan produk apple dan yang satu lagi menggunakan produk Microsoft. Penampilan dua laki-laki ini sangat berbeda. Yang menggunakan Microsoft penampilannya sangat rapi, seperti orang yang bekerja di Wall Street, dan orang yang menggunakan Apple penampilannya chic, seperti pengusaha muda (eksekutif muda).
  2. Brand Personality : apa yang kita ingin brand kita punya
  3. Crafting benefit through emotions

– Emotions benefit : bagaimana suatu brand memberikan reward kepada konsumen dalam suatu cara yang emosional dan berhubungan dengan konsumen.

– Fokus kepada pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen. Contoh: iklan gmail yang telah disebutkan di atas.

  1. The Big Idea!

Apa yang ingin dikomunikasikan kepada orang-orang sehingga mereka percaya kepada brand tersebut.

  1. Sony Subrata, CEO Arwuda

Akhirnya kita memiliki teknologi yang pertama kali dalam sejarah manusia, memberikan kita kesempatan untuk menjaga hubungan yang baik dengan jumlah orang yang teramat besar.” –Pierre Omidyar

Arwuda merupakan perusahaan yang mengurus social media campaign Joko Widodo. Beliau awalnya berencana membuat 1.000 percakapan mengenai Joko Widodo di Twitter dalam waktu 2 hari, namun ternyata percakapan tersebut terus meningkat jumlahnya dengan sangat cepat hingga mencapai lebih dari 2 juta. Ini merupakan bukti bahwa media sosial merupakan media yang terefektif dalam menyebarluaskan suatu berita. Meskipun kita tidak bisa mengendalikan percakapan, kita harus memantau percakapan tersebut dan menyesuaikan strategi kita. Dan di era social media ini, data adalah ‘minyak’ yang baru (Neelie Kroes), karena kecepatan mengakses data membuat banyak orang ‘haus’ akan data terbaru. Hal ini yang membuat masyarakat ‘kebanjiran data’. Tidak tahu mana berita (data) yang benar maupun yang salah. Contoh nyatanya ketika Jokowi diberitakan negative oleh salah satu akun terkenal di Twitter. Negative issues are like broken glass. They may be tiny, but it can hurt you real bad. Tim social media campaign Jokowi pun mencoba menghubungi pemilik akun tersebut untuk meluruskan berita. Hal ini disebut real-time interception dan dilakukan oleh special account. Special account dapat melakukan 3 cara dalam menangani complain dan kritik, yaitu direct message/live chat, email or telephone communication, dan separate timeline discussions.

Cara-cara yang dapat dilakukan dalam menangani negative statements antara lain disregard, greet, engage, explain, invite, dan counter. Cara-cara dalam menangani positive statements ialah share, thank, engage, compile, promote, dan invite.

“Good news travel fast, bad news travel faster.” Kalauu reputasi kita buruk, segala sesuatunya tidak lagi berpengaruh. Mereka yang memiliki produk yang cacat, etika bisnis yang buruk dann latar belakang yang dipertanyakan, akan dengan mudah diketahui. Berita buruk seperti ini tersebar dengan kecepatan yang menerikan. (Sonia Simone)

Arwuda, sebagai perusahaan yang membuat social media campaign Jokowi mempraktikkan perkataan Jay Bare, Convince & Convert yaitu “Activate your fans, don’t just collect them like baseball cards.” Arwuda pun akhirnya membentuk JASMEV (Jokowi Ahok Social Media Volunteers) yang terdiri dari kaskuser, blogger, dan komunitas sosmed terkenal lainnya. Arwuda pun membuat Flash Mob untuk Jokowi-Ahok.

Kemudian Pak Sonny membahas mengenai sikap yang diperlukan dalam menggunakan social media yaitu don’t be overly sensitive. Beliau menggunakan kasus instagram Ani Yudhoyono sebagai contohnya. Jangan pernah membalas pesan di media sosial ketika kepalamu belum dingin dan ujung-ujungnya menuliskan sesuatu yang tidak baik. Karena segala sesuatu yang sudah masuk ke internet, tidak akan pernah hilang. Seperti kata Jure Klepic, “What happens in Vegas stays in Vegas; what happens on Twitter stay on Google forever!”

Kita hidup di zaman di mana perhatian adalah mata uang yang baru. Mereka yang mampu mencitrakan dirinya di kanal-kanal yang terbanyak memiliki potensi menjadi yang paling berharga. Jadi, berhati-hatilah dalam mencitrakan diri anda sendiri.

  1. Maman Schyuman, Media Specialist
  2. Apakah media planning masih sama dengan era sebelum social media?

Orang bisa masuk ke media sosial bila ada akses internet. Setelah adanya digital, konsep media berubah total. Speerti membuat persepsi publik mengenai suatu topic akan lebih efektifi di social media. Tidak semua media dapat mengubah persepsi. Kita harus mengetahui media mana saja yang dapat mengubah persepsi dan melihat pengaruhnya terhadap publik. Waktu yang digunakan oleh masyarakat dalam mengakses social media jauh lebih banyak dibandingkan waktu untuk menggunakan media yang lain. Media juga dapat digunakan untuk mengetahui sasaran atau target penjualan suatu produk, melakukan pencitraan, dan mengetahui perilaku konsumen.

Intinya, perencanaan media masih sama dengan era sebelum adanya media sosial. Perbedaannya hanyalah bertambahnya media yang harus diperhatikan oleh Media Planner.

  1. Apakah media planner masih diperlukan?

Masih, karena media semakin kompleks dengan bertambahnya social media dan social TV.

  1. Apakah GRP, rating, SOS, SOV, dll. masih diperlukan?

Masih. Ukuran mengenai suatu media itu penting. Dengan adanya media digital tidak merubah, tapi justru menambah karena adanya perhitungan jumlah klik, twit, dsb.

  1. Bimo Setiawan, Dirut Kompas TV

Segitiga Pengembangan Media         Content

Platform          Technologies

KG Group of TV: Kompas TV, KVision (berbayar), KG Production, Gramedia TV.

Social TV merupakan teknologi sekitar televisi yang mempromosikan dan memungkinkan adanya interaksi sosial dengan konten program tertentu. Social TV memerlukan legal right untuk multiplatform.

Fenomena multiscreen:

  • Setiap screen memiliki kekuatannya masing-masing
  • Konten harus disesuaikan dengan cara bagaimana audiens mengonsumsi program acara dengan screen masing-masing
  • Pengelolaan produksi dan konten terpusat untuk berbagai platform
  • Menentukan model bisnis yang kuat. Generate conversation, more audience, and engagement.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *